1. Tipografi menggunakan jenis font Times New Roman.jenis font ini sudah familiar , nama fontnya sendiri diambil dari nama penemunya.Caracter font Times New Roman ada kait di ujung huruf,tegak dan tinggi.Sedangkan tulisan Campurkan dengan makanan menggunakan jenis font Arial yang berkarakter sebaliknya dengan font Times New Roman,setiap huruf tidak ada kait tambahan.
2. Teori Khusus: Tikus di Indonesia begitu cukup banyak.Hampir di setiap rumah pasti menemui binatang tikus.Tikus dikalangan masyarakat cukup merugikan ,sehingga adanya penangkal racun tikus ini dibuat.
3. Gaya desain pada label Racun Tikus & Celeng mengikuti gaya Constructivisim, berkembang sekitar tahun 1914-1920 merupakan pengaruh kutism yang berkembang di Rusia (uni soviet). Design mayoritas berbentuk geometris kinetic, warna dominan merah, hijau dan hitam.
4. Ekspresionistik
Di tengah label kemasan terdapat gambar visual binatang tikus dan celeng yang sedang sekarat keadaannya.Selain itu juga ada sebuah gambar peringatan yang ditunjukan dengan visual sebuah lingkaran dan di dalamnya ada sebuah tengkorak yang berada di sebelah kanan bawah.Terdapat tipografi di atas dan dibawah kemasan.Ada elemen pendukung yang mengelilingi gambar tikus dan celeng.Warna label kemasan bagian atas dan bawah berwarna merah sedangkan bagian tengahnya berwarna hijau.Tulisan yang dipakai berjenis bold dan tidak berkait.
5. Instrumentalistik
Gaya desainnya beraliran constructivism karena warna yang digunakan dominan merah, hijau, dan hitam, serta berbentuk geometris. Konteks budaya dalam label kemasan dipengaruhi oleh budaya Eropa dan Amerika.
- penafsiran (ekspresionistik) :
Racun tikus dan celeng menggunakan nama yang sama untuk merk dan kegunaan produk tersebut, desain yang di gunakan sangat sederhana, warna yang di gunakan pun sangat unik dan terkesan murah. Produk ini memang di tujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah.
- kaitan sosial (instrumentalistik) :
Links :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar