Rabu, 26 September 2007

Babi Hutan (Susscrofa Vittatus)


Sumber : babi_hutan.html


Babi Hutan

(Susscrofa vittatus)


Ciri-ciri

Rambut halus, berwarna hitam dan matanya kecil. Tinggi badan + 70 cm, panjang tubuh 100 – 150 cm, panjang ekor 20 – 30 cm dan berat badan 50 – 100 kg. Kepala berbentuk kerucut terpotong dan badannya silender panjang. Kaki depan biasanya lebih pendek dari pada kaki belakang. Mempunyai rambut surai berwarna hitam dari tengkuk sampai punggung. Dalam keadaan ketakutan atau bahaya, rambut-rambut surai ini berdiri tegak. Taring babi hutan jantan berkembang dengan baik dan tumbuh terus sepanjang hidupnya.

Babi hutan hidupnya berkelompok, terdiri dari kelompok keluarga yaitu babi hutan jantan, betina dan anak-anaknya, atau kelompok babi hutan muda dan kelompok babi hutan dewasa. Tiap kelompok terdiri dari 4 – 5 ekor. Dalam tiap kelompok biasanya mempunyai sifat kegotongroyongan yang kuat. Contohnya pada saat menyiapkan sarang untuk beranak, disiapkan bersama-sama.


Babi hutan biasanya membuat sarang untuk beranak dan memeliharanya. Sarang terbuat dari rumput-rumputan, alang-alang, kayu-kayu tanaman kecil atau rotan. Sarang bersifat tetap dan hanya dibuat saat akan beranak saja.

Dalam kelompok keluarga, kadang-kadang babi hutan meninggalkan kelompoknya selama beberapa waktu, tetapi kembali lagi pada saat musim kawin yaitu pada waktu babi hutan betina birahi. Hal ini dimungkinkan karena mereka mampu mengeluarkan suara yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan maksud tertentu.


Babi hutan mempunyai kegeramaran berkubang dalam lumpur, untuk menjaga suhu badan atau mengusir binatang pengganggu, seperti caplak. Babi hutan tidak tahan terhadap sengatan sinar matahari, sehingga pada saat terik matahari berlindung di semak-semak dekat air.


Babi hutan betina biasanya beranak setahun sekali. Masa bunting berlangsung selama 101 – 130 hari, rata-rata 115 hari, dengan jumlah anak 2 – 12 ekor/kelahiran. Anak-anaknya disusui selama 4 – 5 bulan. Pada masa akhir masa menyusui, babi hutan betina sudah dapat kawin lagi.


Perkembangbiakan babi hutan mulai terjadi pada umur 6 – 8 tahun. Di alam, rata-rata mampu bertahan hidup 10 – 12 tahun, tetapi ada yang dapat bertahan sampai 20 tahun.


Aktifitas babi hutan dalam mencari makanan biasanya dilakukan pada sore hari dan dini hari, yaitu pukul 16.00 – 19.00 dan 04.00 – 06.00. Pada pukul 09.00 – 11.00 biasanya berkubang dalam lumpur. Jelajah harian babi hutan 5 – 16 km dan biasanya melewati jalur jalan yang tetap.

Indra yang dimiliki sangat peka dan sangat tajam mengenali bau manusia dan pandai berenang.


Cara pengendalian
a). Sanitasi tanaman dan lingkungan

Daerah/lokasi yang merupakan tempat babi bersembunyi, berkubang atau berkembang biak sebaiknya dibersihkan.


b). Pemagaran

Lahan/wilayah yang akan dilindungi dari hama babi hutan dipagar dengan kayu yang kuat. Balok kayu dipancang pada tanah dengan tinggi 1,5 meter berdiameter 8-10 cm dengan jarak + 2 meter. Kemudian pada balok tersebut dipasang balok melintang berjarak 25 – 30 cm dengan jalan dipaku pada tiang pancang. Cara ini tidak mengurangi populasi langsung, hanya mengamankan pertanaman.


c). Pengusiran

Di sekeliling pertanaman yang dilindungi, dipasang kawat yang ditopang oleh tiang pancang atau ditambatkan di pohon, kemudian dikaitkan kaleng-kaleng bekas yang diisi batu kerikil pada setiap 0,5 m. Apabila babi hutan berusaha masuk kawasan pertanaman menyebabkan bunyi yang berasal dari kaleng-kaleng tersebut, sehingga mengagetkan babi tersebut.


d). Pemanfaatan parit

Di sekeliling pertanaman dibuat parit yang lebar dan dalam sehingga babi hutan tidak mampu menyeberangi


e). Pemanfaatan pancing

Pancing ikan laut dapat dimanfaatkan untuk memancing babi hutan. Ujung tali pancing sepanjang 25-30 cm diikatkan pada bagian tengah-tengah sepotong tongkat kayu atau bambu sepanjang 15-20 cm. Tali pancing hendaknya dari bahan yang kuat. Pancing diberi umpan yang menarik bagi babi hutan dan ditempatkan di tempat yang sering dilewati/didatangi babi hutan.


f). Perburuan

Perburuan adalah cara yang paling populer. Biasanya dalam operasi perburuan dilengkapi dengan peralatan jaring lapon/jaring babi/jerat babi, tombak, parang, pemukul, alat bunyi-bunyian dan bantuan anjing pemburu. Sebaiknya satu kelompok pemburu mempunyai wilayah tertentu, misalnya satu desa.



Links :

Tidak ada komentar: