Rabu, 26 September 2007

Hama babi


Sumber :
InDika Kreasindo ( 27 Agustus 2007 Pukul 13:30 )

50 EKOR BABI HUTAN MATI DIBUNUH

BANGKINANG (RP) - Sejumlah 50 ekor babi hutan yang kerap mengganggu lahan pertanian masyarakat, kemarin mati bergelimpangan dalam aksi buru babi yang diikuti oleh para pemburu babi se-Sumatera dan Jawa yang datang ke Bangkinang.

Aksi buru babi yang diprakarsai oleh Persatuan Olahraga Buru Babi (Porbi) Tuah Sakti Bangkinang dilepas secara resmi oleh Bupati Kampar Drs H Burhanuddin Husin MM yang diwakili oleh Asisten II Setda Kampar Drs H Masri Maahu MSi, Ahad (26/8) di Lapangan Merdeka Bangkinang. Hadir dalam pelepasan buru babi tersebut, Ketua Porbi Tuah Sakti Bangkinang Aprizal Yahya, Ketua Porbi Provinsi Riau Saripen dan perwakilan pengurus Porbi di Sumatera dan Jawa.

Puluhan babi dibuat tak berkutik ketika ratusan ekor pamenan (istilah anjing dalam perburuan) yang sudah terlatih dalam berburu secara kompak mengejar babi hutan di kawasan belakang RSUD Bangkinang. Kesuksesan ini, membuat para pecandu olahraga buru babi semakin bersemangat menyalurkan hobi mereka.

Aprizal dalam laporannya menyampaikan bahwa buru babi yang dilaksanakan dalam rangka HUT RI sekaligus menyambut bulan suci Ramadan. Sebagian peserta berangkat menuju lokasi dari Lapangan Merdeka, namun ada juga yang langsung ke lokasi dari daerah masing-masing. ‘’Melihat antusiasnya masyarakat pecinta buru babi, kami mengharapkan kepada Pemkab Kampar agar ke depan dapat menjadi perhatian terhadap kelanjutan organisasi ini,’’ ungkapnya.

Dalam pada itu, Ketua Porbi Riau Saripen mengatakan bahwa berburu babi merupakan olahraga sekaligus penyaluran hobi yang bermanfaat dalam membantu petani membasmi hama babi hutan yang kerap mengganggu tanaman petani.

Atas dasar inilah kemudian Gubri mengeluarkan SK tentang pengendalian hama babi hutan yang timnya terdiri dari dinas/instansi terkait. Untuk itu, Saripen mendukung aspirasi Porbi Tuah Sakti Bangkinang guna mendapatkan perhatian dari pemerintah kabupaten Kampar, karena kabupaten lain juga sudah melakukannya.

Menanggapi hal itu, Asisten II Setda Kampar Drs Masri Maahu menyebutkan bahwa dari penjelasan yang diperolehnya ada beberapa kesimpulan yaitu Porbi sudah terbentuk di seluruh Indonesia, kemudian berburu babi memberikan keuntungan bagi petani untuk menyelamatkan lokasi pertanian dari hama babi hutan, serta ada unsure olah raganya juga. (amf)

Links :


Tidak ada komentar: