Rabu, 26 September 2007

Akibat fosfor

Sumber : beritabumi ( Diah Tantri Dwiandani - 26 Aug 2004 07:25 )

Kelebihan nitrogen dan fosfor menyebabkan katak di Amerika Utara cacat


Penggunaan pupuk pertanian yang mencemasi perairan disekitarnya, diduga kuat sebagai penyebab tak langsung cacat yang diderita sebgaian besar katak di kolam-kolam di Amerika Utara. Demikian hasil penelitian para ekolog Universitas Washington dan Universitas Wisconsin.

Senyawa nitrogen dan fosfor dalam pupuk tersebut mencemarkan perairan tawar di sekitarnya dan ekosistem kolam. Akibatnya, siklus rantai makanan terhambat.

Ribeiroia ondatrae-parasit pada katak-diduga sebagai penyebab langsung perubahan bentuk tubuh pada katak-katak tersebut. Setelah berpindah dari inangnya, siput Ramshorn, bakteri ini menyerang bagian kaki dan lengan katak dan menyebabkannya cacat. Berdasarkan sejarah, parasit ini memang dapat menyebabkan mutasi pada katak, namun tidak dalam jumlah yang besar seperti sekarang.

Kelebihan nitrogen dan fosfor akibat penggunaan pupuk, menyebabkan nutrisi berlebih dari yang seharusnya dibutuhkan dalam suatu ekosistem. Proses ini dikenal dengan eutrofikasi. Kondisi ini menjadi tempat berkembang yang sangat baik bagi siput Ramshorn, spesies yang menjadi inang Ribeiroia ondatrae . “Kami punya bukti bahwa eutrofikasi menciptakan situasi yang mendukung bagi siput, yang mengambil keuntungan dari kandungan nitrogen dan fosfor yang tinggi,” kata Jonathan Chase, asisten profesor biologi Universitas Washington di St Louis.

Chase telah meneliti rantai makanan dan ekologi dalam ekosistem kolam. Ia juga mempelajari pentingnya peranan siput Ramshorn dalam rantai makanan tersebut. Sementara Pieter Johnson, mahasiswa doktoral bidang biologi Universitas Wisconsin, mempelajari peranan Ribeiroia yang menyebabkan katak cacat. Penelitian mereka dipublikasikan dalam Ekologi Letter edisi Juli 2004.

Terganggunya rantai makanan Menurut Johnson, eutrofikasi disebabkan oleh tingginya kandungan nitrogen dan fosfor yang berdampak pada rantai makanan. Keadaan ini dapat mengancam kelangsungan hidup katak.

Pertama, Ribeiroia dewasa hidup menumpang pada burung. Telur-telur Ribeiroia ikut keluar bersama kotoran burung yang dijatuhkan di kolam. Setelah menetas, Ribeiroia muda menginvasi siput Ramshorn dan hidup didalamnya selama 20 hari, kemudian berpindah ke kecebong. Ribeiroia hidup diantara sel-sel yang akan berkembang menjadi kaki dan tangan katak. Keberadaan parasit ini menggangggu pembentukan kaki dan tangan katak, sehingga menyebabkan katak cacat.

Selama Ribeiroia terus mendapatkan inang, yaitu siput Ramshorn, akan terus bermunculan katak cacat. Siput Ramshorn sendiri diuntungkan dengan banyaknya nitrogen dan fosfor yang tersebar di kolam. Tubuhnya tumbuh lebih cepat dari yang lainnya sehingga menjadi terlalu besar untuk diamakan oleh predatornya.

Karena nutrisi yang terkandung dalam air berlebih akibat kadar nitrogen dan fosfor yang tinggi, beberapa spesies tumbuh dengan subur. Selain siput Ramshorn, contohnya adalah ganggang dan alga. Dalam jangka waktu lama, populasinya dapat melebihi spesies lain yang ada di danau atau kolam. Karena umumnya ganggang dan alga hidup di permukaan air, jumlahnya yang besar mengahalangi sinar matahari untuk mencapai dasar kolam. Mereka juga merebut pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh spesies lain yang ada dalam ekosistem tersebut.

Ulah manusia Johnson dan Chase menunjukkan hubungan antara fosfor, bioma siput, sejumlah spesies amphibi yang mengandung parasit, jumlah parasit yang ada dan bagaimana mereka mempengaruhi perubahan bentuk pada katak. Mereka menggabungkan data yang dimilki dan melakukan eksperimen yang dimulai musim semi 2004.

Mereka menuangkan sejumlah fosfor dan nitrogen ke dalam kolam di Wosconsin dan membandingkan perubahan yang terjadi dengan kolam yang tidak ditambahi apa-apa. Hasil penemuan mereka menambah kepada daftar kekhilafan manusia yang menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan.

“Kami menunjukkan, manusia mungkin telah menciptakan lebih banyak katak cacat melalui eutrofikasi dengan serangkaian interaksi yang kompleks di dalam jaring makanan pada ekosistem kolam,” kata Chase.

Berbagai penelitian menunjukkan, penggunaan pestisida tertentu dapat menyebabkan katak menjadi hermaprodit (memiliki dua jenis kelamin). Penelitian lain menunjukkan, penipisan lapisan ozon akibat polusi industri, menyebabkan katak dan telurnya terkena pengaruh radiasi ultraviolet. Hal ini berakibat terhambatnya pertumbuhan katak, terganggunya sistem kekebalan, dan terjadinya perubahan bentuk pada tubuh katak.

Links :

Tidak ada komentar: