Rabu, 03 Oktober 2007

THOK CER


Typography : Teori Typography

Kemasan THOK CER menggunakan jenis font Agency FB

( THOK CER )

dilihat dari hurufnya yang mirip seperti arial namun lebih terlihat kotak pada bagian dalam huruf, maka Agency FB lebih cocok digunakan untuk Thok cer dibandingkan arial. Agency FB itu sendiri juga telah dimodifikasi dengan menurunkan sedikit nilai dari vertically scale agar terlihat semakin ‘gepeng’, lalu ditambahkan dengan wrap text agar huruf menjadi melengkung.


Teori khusus

Tanaman Obat

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti di Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.


Gaya Desain : Teori Gaya Desain

Pop Art, karena hanya menggunakan warna-warna primer.

1960s, Psychedelia and Pop Art

Kultur yang populer pada tahun 1960an seperti musik, seni, disain dan literatur menjadi lebih mudah diakses dan merefleksikan kehidupan sehari-hari. Dengan sengaja dan jelas, Pop Art berkembang sebagai sebuah reaksi perlawanan terhadap seni abstrak.


Asal Usul Nama Produk

Nama THOK CER ini diambil dari sebutan banyak orang untuk menilai sebuah benda atau apapun yang artinya “bagus”, “dahsyat”, “ampuh”. Nama ini digunakan untuk membuat konsumen berpikir bahwa jamu ini memang bagus untuk menambah daya ketahanan tubuh, membuat tubuh lebih thok cer.


Check list Expresionistik

Elemen Utama :

Gambar utama adalah 2 buah wayang yang bernama CAKIL dan ARJUNA, Cakil, merupakan seorang raksasa dengan rahang bawah yang lebih panjang daripada rahang atas. Tokoh ini merupakan inovasi Jawa dan tidak dapat ditemui di India.

Dalam sebuah pertunjukan wayang, Cakil selalu berhadapan dengan Arjuna ataupun tokoh satria yang baru turun gunung dalam adegan Perang Kembang. Tokoh ini hanya merupakan tokoh humoristis saja yang tidak serius namun sebenarnya Cakil adalah melambangkan tokoh yang pantang menyerah dan selalu berjuang hingga titik darah penghabisan karena dalam perang kembang tersebut cakil selalu tewas karena kerisnya sendiri dan terlihat di tengahnya ada sebuah pagoda.

Elemen Pendukung :

2 ekor naga yang terlihat simetris yang berada di belakang masing-masing tokoh adalah penggambaran 2 orang tokoh wayang tersebut memiliki kekuatan penopang di belakangnya, sebuah kota yang terlihat seperti bangunan kuno dengan dome di bagian atasnya yang menyerupai mesjid dan pada beberapa bangunannya terlihat ada bendera merah putih terpasang. Setting ini menunjukkan salah satu tempat di Indonesia. Di sebelah kanan atas terlihat seekor macan sedang mengaum, sekali lagi ingin menunjukkan unsur kuat dalam menambah ketahanan tubuh dan menambah unsur cepat dalam masa penyembuhan penyakit encok dari jamu tersebut, karena macan termasuk hewan yang cukup kuat dan cepat.

Warna : Teori Warna

warna yang dominan terlihat di sini adalah warna merah, warna merah pada kemasan dimaksudkan untuk membuat produk thok cer terlihat lebih kuat, dan lebih menjamin bahwa jamu ini pasti membuat tubuh lebih tahan lama. Karena warna merah di bangsa Indonesia sendiri sudah sudah di artikan sebagai lambang dari berani, hal ini terlihat jelas dari bendera bangsa kita yang berwarna merah dan putih. Dan ada beberapa warna tambahan seperti warna biru sebagai pemberi warna gelap untuk memperkuat kesan kuat, dan warna hitam sebagai outline, agar gambar terlihat lebih hidup.

Typography : Teori Typography

THOK CER menggunakan jenis font Agency FB

( THOK CER )

dilihat dari hurufnya yang mirip seperti arial namun lebih terlihat kotak pada bagian dalam huruf, maka Agency FB lebih cocok digunakan untuk Thok cer dibandingkan arial. Agency FB itu sendiri juga telah dimodifikasi dengan menurunkan sedikit nilai dari vertically scale agar terlihat semakin ‘gepeng’, lalu ditambahkan dengan wrap text agar huruf menjadi melengkung.

Lay out : Teori Layout

desain kemasan ini termasuk simetris karena terdapat 2 ekor naga yang bentuknya sama dan saling berhadapan serta terletak di posisi yang sama namun terbalik.

Arti Nama :

Nama THOK CER ini diambil dari sebutan banyak orang untuk menilai sebuah benda atau apapun yang artinya “bagus”, “dahsyat”, “ampuh”. Nama ini digunakan untuk membuat konsumen berpikir bahwa jamu ini memang bagus untuk menambah daya ketahanan tubuh, dan ampuh untuk menyembuhkan penyakit encok karena mengangkat barang berat, dan membuat tubuh lebih thok cer.


Check list Instrumentalistik

Gaya Desain : Teori Gaya Desain

Pop Art, karena hanya menggunakan warna-warna primer.

Konteks Budaya :

Desain kemasan ini di pengaruhi oleh budaya jawa dan Cina, hal ini terlihat dari di gunakannya unsur wayang kulit yang adalah ciri khas dari daerah jawa, dan Naga panjang yang adalah lambang dari bangsa cina, simbol naga panjang sering dipakai dalam pertunjukkanbarongsai.

Konteks Sosial :

Dengan melihat desain kemasan ini dapat dilihat bahwa produk ini di utamakan untuk pekerja kelas menengah ke bawah yang pekerjaan sehari-hari nya adalah menjadi kuli atau supir yang mambutuhkan banyak energi untuk menuntaskan pekerjaannya dalam satu hari. Jamu ini memang diperuntukkan untuk mereka yang sering mengangkat berat dan sering menderita encok atau pegal-pegal karena duduk seharianseperti kuli angkat dn supir bajai atau becak. Dengan melihat kemasan bagian depan yang mengutamakan kekuatan maka para konsumennya pun akan percaya dan akan menggunakan produk tersebut. Jamu thok cer biasanya di konsumsi oleh orang-orang yang memiliki pekerjaan kasar atau berat, seperti Sopir dan Kuli. Tokoh yang digunakan adalah cakil, Cakil, merupakan seorang raksasa dengan rahang bawah yang lebih panjang daripada rahang atas. Tokoh ini merupakan inovasi Jawa dan tidak dapat ditemui di India.

Dalam sebuah pertunjukan wayang, Cakil selalu berhadapan dengan Arjuna ataupun tokoh satria yang baru turun gunung dalam adegan Perang Kembang. Cakil adalah melambangkan tokoh yang pantang menyerah dan selalu berjuang hingga titik darah penghabisan, maka cakil di gunakan untuk melambangkan kekuatan dan keperkasaan.

Tidak ada komentar: