Rabu, 03 Oktober 2007

TJAP KLEMBAK GARA-GARA NGERENG

aas Tipografi: Menggunakan font sanserif


TaaTeori khusus: Tembakau (Nicotiana spp., L.) adalah genus tanaman yang berdaun lebar yang berasal dari daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung. Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin, sejenis neurotoxin yang sangat ampuh jika digunakan pada serangga. Zat ini sering digunakan sebagai bahan utama insektisida.


asd Gaya desain: Pop Art, karena hanya menggunakan warna-warna primer.

1960s, Psychedelia and Pop Art

Kultur yang populer pada tahun 1960an seperti musik, seni, disain dan literatur menjadi lebih mudah diakses dan merefleksikan kehidupan sehari-hari. Dengan sengaja dan jelas, Pop Art berkembang sebagai sebuah reaksi perlawanan terhadap seni abstrak


asd Asal usul nama produk

Gara-gara: Dihindari, Dinanti

adaiGara-gara [kalau dalam bahasa Jawa harap dibaca: "goro-goro"] bisa berarti masalah, sehingga harus dihindari. Bisa juga berarti selingan dalam pertunjukan wayang kulit, saat keluarnya para punakawan cengengesan pada tengah malam, sehingga dinantikan penonton untuk mengerem kantuk. Di situlah dalang bebas berimprovisasi. Mau sekadar ndagel, boleh. Mau menyisipkan pesan pribadi maupun titipan sponsor, silakan. Lantas kenapa kelembak [dari akar Rheum officianale?], bubuk kasar untuk dicampurkan dengan tembakau buat dilinting, ini memakai merek Gara-gara? Mungkin agar tercipta suasana gayeng, akrab, dan penuh cengengesan èjlègèwèr, dalam diri para pengisap rokok kelembak. Tapi yah, bagi orang lain, bau asap sigaret kelembak yang berempah itu bisa bikin pening. Apalagi jika dicampur dengan [ke]menyan, wuahhh... aromanya bakal mempertemukan orang yang tak tahan dengan yang namanya gara-gara. Si pengisap mencari gara-gara, meski niatnya bersenang-senang, dan orang lain tinggal memetik hasilnya: pusing, mual. Itulah goro-goro. Jika kita tilik gambarnya, gojekan Petruk dan Gareng itu memang berbahaya, berbau kekerasan, karena melibatkan arit. Namanya juga [cari] gara-gara, supaya dapat goro-goro.


asd check list ekspresionistik

- elemen utama (gambar utama): Petruk dan Gareng yang sedang berkelahi dengan melibatkan arit sebagai alatnya.

- elemen pendukung (ornamen, dsb): bentuk garis yang menyerupai garis tepi dan mempunyai 6 sisi

- warna: menggunakan warna dasar kuning dan warna merah pada ornamen dan juga fontnya

- tipografi: jenis font yang digunakan san serif

- lay out (simetris, asimetris, dsb): simetris

asd- arti nama: Gara-gara: Dihindari, Dinanti; Gara-gara [kalau dalam bahasa Jawa harap dibaca: "goro-goro"] bisa berarti masalah, sehingga harus dihindari.


asd check list instrumentalistik

a) gaya desain: Pop Art, dilihat dari warna yang digunakan pada kemasan menggunakan warna-warna primer yaitu kuning.

b) konteks budaya: dipengaruhi budaya jawa, terlihat dari judul kemasan dan juga gambar kemasan yang menggunakan gambar petrukdan gareng.

c) konteks sosial:

  • penafsiran (ekspresionistik) : Ilustrasi yang dipakai adalah dua tokoh pewayangan, yang satu memegang ayam dan yang satu lagi memegang clurit. Gambar tersebut benar-benar menggambarkan budaya Jawa dengan warna kuning yang dominan dan warna merah pada tulisannya. Warna hijau sengaja dipakai pada nomor daftar legal untuk membedakannya dari huruf lainnya yang berwarna merah. Bentuk dasarnya berbentuk segi enam.
  • kaitan sosial (instrumentalistik) : Gara-gara artinya adalah masalah,tapi bisa juga diartikan dengan selingan dalam pertunjukka wayang kulit dimana dalang bebas untuk mengisinya dengan berbagai macam pertunjukkan. Kata gara-gara digunakan dengan maksud menciptakan suasana akrab saat merokok menggunakan rokok ini. dan gambar yang digunakan adalah petruk dan gareng yang sedang mencari gara-gara karena melibatkan arit.

Tidak ada komentar: