Rabu, 03 Oktober 2007

BUFFALO BILL


Pak Lesab

Menurut kami kertas rokok “PAK LESAB“ tidak jauh berbeda dengan Produk “BUFFALO BILL”, atau mungkin sama. Tetapi kesan maskulin yang ditampilkan dalam visualisasi label kemasan ini dimana image seorang pria (usia belum terlalu tua) berhidung mancung, memakai ikat kepala sedang memegang sebatang rokok yang menyala dengan jari jemarinya yang lentik, terlihat lebih gagah daripada visualisasi pada label kemasan pada kertas rokok merek Buffalo Bill.

Satria

wah desain nya mirip sekali dengan Buffalo Bill, hanya saja pemiliknya berbeda... mulai dari tokoh hingga penggunaan font yang digunakan juga berbeda! kalau "Buffalo Bill" (dari tokoh cowboy) sedangkan "Satria" sosok tokoh seorang petani.

menurut data yang didapat, ternyata menurut sumber (teman yang bekerja di daerah toko obat di kota) mereka mengatakan bahwa Buffalo Bill berasal dari Jawa Tengah. sedangkan sumber dari orang tua djeng Tere mengatakan bahwa kemasan "Satria" berasal dari Jawa Timur tepatnya di Sukorejo.

Sang pemilik lentingan rokok merk "Satria" ini ternyata memang bernama Bapak Satria, dimana bapak ini lahir di Madura dan tinggal di Jawa Timur. sebelumnya ia bekerja sebagai petani, inilah alasannya mengapa ia menggunakan tokoh seorang petani pada label kemasan "Satria".

Ia juga mengatakan bahwa saat ia berjualan di pasar (umumnya yang suka membeli kertas lenting rokok ini adalah mereka yang sudah berusia tua yang bekerja sebagai petani dan nelayan atau mereka yang berada di kalangan kelas bawah) biasanya yang masih muda usianya / yang dari kalangan menengah keatas, mereka sudah tidak ingin melinting rokok lagi alias mereka mau yang instan! yang tidak perlu repot-repot melinting lagi.


Buffalo Bill

Tipografi
: Arial dan Arial Black.

Teori Khusus : Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung. Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam. Tembakau (Nicotiana spp., L.) adalah genus tanaman yang berdaun lebar yang berasal dari daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung. Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin, sejenis neurotoxin yang sangat ampuh jika digunakan pada serangga. Zat ini sering digunakan sebagai bahan utama insektisida.

Gaya desain : 1916, De Stijl
Gaya yang berasal dari Belanda, De Stijl adalah suatu seni dan pergerakan disain yang dikembangkan sebuah majalah dari nama yang sama ditemukan oleh Theo Van Doesburg. De Stijl menggunakan bentuk segi-empat kuat, menggunakan warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris.

Asal usul nama produk : Salah satu figure dari tokoh cowboy barat lama manjadi yang menjadi tokoh yang paling dibicarakan di dunia barat baru. Dia dilahirkan dengan nama William Frederick Cody di Iowa tahun 1846. Pada umur 22 di Kansas dia di beri nama Bufallo Bill. Dia pernah bekerja menjadi pemburu, penjinak banteng, penunggang Pony Express, Pejuang perang saudara dan bahkan manager hotel. Dia mendapatkan namanya dari keahliannya menyupply pekerja jalan kereta Kansas Pacific.

Check List Ekspresionistik :

a. Elemen utama dari produk Bufallo Bill Adalah tokoh Buffalo Bill itu sendiri yang

digambarkan sedang memakai topi koboi berwarna biru dan wajahnya tampak tua, kusam dan brewokan. Warna yang dominan adalah hitam, putih dan biru. BufalloBill hanya digambarkan sebatas bahu dan di bawahnya terdapat tulisan sanserif berwarna biru dari namanya dalam sebuah kotak persegi panjang berwarna hitam. Selain itu terdapat tulisan kapital dari Bufallo Bill yang berbentuk san serif dengan warna dasar biru dan border hitam dan di bawahnya terdapat tulisan 'Cigarettes Paper' yang berwarna hitam dengan font bergaya koboi.

b. Elemen pendukungnya adalah border persegi panjang hitam yang menjadi bingkai pada bagian atas dan tengah dari kemasan tersebut, dan juga terdapat data-data produksi kemasannya.

c. Warna dasar dari kemasan ini adalah krem kecoklatan.

d. Tipografinya Serif (berkait) dan Sanserif (tidak berkait)

e. Lay out : simetris.

f. Arti Nama Buffalo Bill berasal dari bahasa Inggris.

Buffalo berarti banteng dan Bill adalah uang kertas.

Check List Instrumentalistik :

a. Gaya desain yang digunakan adalah bergaya De Stijl, dimana pada desain kemasan lenting rokok bermerk Buffalo Bill ini menggunakan frame berbentuk kotak (persegi empat) berwarna hitam, sangat kuat sekali.

b. Konteks Budaya yang terdapat dalam kemasan Bufallo Bill adalah budaya barat dalam hal ini Amerika dari gambaran tokoh koboi sebagai ikon Bufallo Bill. Selain itu nama Bufallo Bill pun diambil dari bahasa Inggris yang sudah jelas dimiliki oleh budaya Amerika.

c. Konteks Sosial dalam produk Bufallo Bill adalah budaya merokok. Dalam hal ini Bufallo Bill bukan produk rokok melainkan kertas rokok. Jadi masih tetap memiliki hubungan yang erat dengan budaya merokok. Budaya merokok pada masyarakat Indonesia sendiri berawal dari masa penjajahan Belanda, orang-orang Belanda yang membawa rokok ke Indonesia. Dari situlah budaya merokok pada orang- orang Indonesia berawal yang biasanya dilakukan pada waktu senggang dan santai sambil menikmati secangkir teh atau kopi.

orang jawa zaman dahulu pada umumnya mengidolakan sosok seorang pria sejati yang sangat perkasa, figur ini ditunjukkan oleh sosok seorang cowboy yang bernama Bufallo Bill. Cowboy bersifat maskulin, jantan, gagah, dan tidak kenal takut. Masyarakat jawa zaman dahulu menganggap bahwa dengan merokok maka akan terlihat lebih gagah, tak kenal takut, dan maskulin.

Links

Buffalo Bill

Data Teknis

Template

Tafsiran

Tokoh Buffalo Bill

Museum kretek

Buku Kretek

2 komentar:

rico mengatakan...

wah hebaat... ada perbandingan dari produk daerah lain! wow! hehe

pemoeda-pemoedie mengatakan...

makasih pak.Rico buat komentar nya ^^ hehehe...