Rabu, 03 Oktober 2007

Lichen, Tanaman Suku Rendah

Depok – Lichen (dibaca liken) merupakan lumut kerak yang mungkin belum banyak diketahui oleh sebagian orang. Kalau kita memperhatikan dahan pohon yang ada di sekitar kita, tak jarang di dahan tersebut ada bercak yang berwarna hijau seperti panu yang menempel pada dahan. Itulah lichen.
Lichen termasuk tanaman suku rendah yang tidak memiliki kesempurnaan seperti tanaman suku tinggi yang memiliki akar, batang, cabang, ranting, daun, bunga dan buah. Namun, tanaman ini merupakan tanaman yang unik karena dibentuk oleh dua organisme yang berbeda melalui kehidupan bersama yang saling menguntungkan (simbiosis mutualistik) yakni antara gangga (algae) dan jamur (fungi).
Menurut guru besar Ilmu Kimia Organik Fakultas MIPA Universitas Indonesia Prof. Dr. Wahyudi Priyono Suwarso, berdasarkan data Herbarium Bogoriensis Bogor tahun 1995, tanaman lichen di Indonesia berjumlah 40.000 spesies. “Namun belum banyak peneliti di Indonesia yang menekuni penelitian ini, sehingga peluang untuk meneliti Lichen di Indonesia masih terbuka luas dan menjanjikan,” ujarnya.

Khasiat
Wahyudi menambahkan, ada beberapa khasiat dari tanaman ini. Pertama, sebagai obat tradisional. Masyarakat Jawa, tanaman ini biasa disebut dengan kayu angin atau jenggot resi. Di Tapanuli disebut dengan jenggot resi dan digunakan sebagai campuran ramuan obat sakit paru-paru. Masyarakat Bali juga menggunakan tanaman ini dalam membuat brem Bali.
Kedua sebagai zat pewarna alami untuk serat wool dan kertas lakmus. Ketiga sebagai bahan baku pada industri parfum. Ekstrak etanol dari lichen mempunyai aroma mossy yang dapat digunakan tidak saja sebagai komponen utama parfum, tetapi juga digunakan sebagai fixativ yaitu zat yang dapat menjaga aroma parfum agar dapat bertahan lama. Keempat sebagai biomonitoring terhadap polusi udara. Hampir sebagian besar spesies lichen sangat sensitif terhadap gas belerangdioksida (SO2) dan gas buang lainnya yang berasal dari industri maupun dari kendaraan bermotor.
Tanaman ini tumbuh subur di daerah yang cukup mendapatkan sinar matahari, suhu udara yang tidak terlalu panas, cukup tersedia gas karbon dioksida, kelembaban udara yang cukup tinggi dan lingkungan udara yang bebas polusi. Hutan tropis dan lereng-lereng gunung yang tidak aktif merupakan daerah yang ideal bagi tumbuhnya tanaman ini. Secara umum, pertumbuhan lichen sangat lambat dan telah diketahui bahwa dalam satu tahun hanya bertambah kurang lebih satu cm.
Lichen terdiri ada tiga tipe kelompok mayoritas dan satu tipe minoritas. Ketiga tipe mayoritas adalah tipe filiosa yang berbentuk seperti lembaran. Lichen tipe ini umumnya menempel rapat pada inangnya seperti di atas permukaan kulit batang pohon, permukaan batu dan permukaan tanah. Tipe fruticosa bentuknya seperti rambut/janggut atau bercabang seperti semak.
Tipe ini dapat hidup menjulur ke bawah seperti halnya rambut/tali yang terurai dengan dasarnya menempel pada permukaan batang/ranting pohon atau menjulur tegak di atas permukaan batang/ranting pohon/tanah. Tipe crustosa bentuknya seperti susunan ubin dan menempel sangat kuat pada pohon, batu dan tanah. Sementara itu tipe skuamulosa merupakan lichen minoritas yang tumbuh seperti rumpun. (SH/stevani elizabeth)

Links :



Tidak ada komentar: