Rabu, 03 Oktober 2007

MANIS DJANOKO

1. Jenis font yang digunakan pada label tersebut menggunakan 2 macam jenis.tulisan manis ,special dan gaya baru menggunakan jenis huruf arial.Jenis huruf ini ditemukan oleh penemunya,kenapa diberi nama arial karena itu nama penemunya.sedangkan nama djanoko dan ambrenya menggunakan jenis Blackadder ITC.

2. Gaya desain kemasan ini termasuk aliran art Nouveau karena label kemasan memiliki gaya dekoratif tumbuhan yaitu padi .selain itu gaya tulisan djanoko yang meliuk-liuk itu yang mendukung aliran art nouveau.Aliran ini muncul di Eropa dan Amerika pada tahun 1819 sampai perang dunia pertama th 1914.Sejarah nama art nouveau diambil dari nama sebuah took di paris yang dibuka th 1895 oleh Siegfried Bing.Di eropa aliran ini menggunakan beberapa nama : Di jerman Jugendstil dari nama sebuah majalah Die Jugend.Di Austria Vinna Secession.Di Italia Stile Liberty.Di Spanyol Modernista.Di Inggris Glassgow School.Tokoh-tokohnya adalah Charles Rennie Mackintosh (Inggris),Henry Van de Velde (Austria),seorang arsitek Antoni Gaudi (Spanyol).Gaya Art Nouveau pada awalnya sebagai sebuah seni yang dinikmati oleh orang kebanyakan namun dalam kenyataannya lebih banyak dikonsumsi oleh orang-orang kaya.

3. Asal usul nama produk manis Djanoko berasal dari bahasa jawa yang artinya sosok seorang pahlawan yang biasanya disebut dengan ksatriya.Sedangkan gambar di tengah label itu sosok seorang wayang kulit dari jawa yang bernama Raden Arjuna.Arjuna adalah salah satu dari lima pandawa dalam wayang kulit.

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti di Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Lima bersaudara Pandawa dalam wayang kulit Jawa

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat

www.wikipedia.com

SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN WAYANG

Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa.
Pertunjukan Kesenian wayang adalah merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa yaitu sisa-sisa dari kepercayaan animisme dan dynamisme. Tentang asal-usul kesenian wayang hingga dewasa ini masih merupakan suatu masalah yang belum terpecahkan secara tuntas. Namun demikian banyak para ahli mulai mencoba menelusuri sejarah perkembangan wayang dan masalah ini ternyata sangat menarik sebagai sumber atau obyek penelitian. Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul wayang Purwa disebutkan bahwa kesenian wayang, mula-mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Mamenang / Kediri. Sektar abad ke 10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari roh leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran wayang tersebut ditiru dari gambaran relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di Blitar. Ceritera Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk penyembah Dewa Wisnu yang setia, bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa Wisnu.

5. Ekspresionistik

Gambar utama dalam label tersebut adalah tokoh dalam wayang kulit.Tokoh tersebut sedang memegang produk manis janoko.Elemen pendukung dalam label tersebut yaitu sebuah tanaman padi disebelah kanan dan kiri wayang kulit tersebut.Warna labelnya menggunakan warna merah dan putih yang mengartikan merah dan putih adalah warna bendera Indonesia,dengan demikian menandakan ada kebudayaan bangsa Indonesia.Tulisan manis Djanoko berada di tengah bagian atas wayang,tulisan Manis tidak menggunakan jenis huruf berkait sedangkan Djanokonya menggunakan jenis huruf berkait. Kata Specialnya berada di bawah wayang selain itu ada huruf b besar di sebelah kanan dan kiri tumbuhan padi dimaksudkan huruf B yang artinya berkualitas.Lay outnya menggunakan simetris.Arti nama dari manis Djanoko adalah seorang pahlawan.

6. Instrumentalistik

Gaya desainnya merupakan gaya Art Nouveau yang meliuk-liuk.Elemen desain dipengaruhi oleh budaya Eropa dan jawa.Tipografinya merupakan kebudayaan dari bangsa Eropa.Karena jenis tulisan Djanoko yang meliuk-liuk aliran art nouveau dan jenis tulisan arial berasal dari kebudayaan bangsa Eropa.Produk manis Djanoko digunakan oleh masyarakat atas menengah sampai bawah karena menggunakan ilustrasi sosok seorang wayang kulit.Wayang kulit ini kebudayan Bangsa Indonesia yang bias dipertunjukan ,ditonton atau dimainkan oleh kalangan atas menengah sampai ke bawah.

  • Visual yang tampak : Pada bagian depan kemasan terdapat gambar wayang kulit yang sedang membawa kemasan manis djanoko di tangan kirinya dengan bingkai berbentuk lingkaran warna hitam dan tumbuhan padi dan huruf B di sisi kiri dan kanan. Dengan beckgraund berwana merah putih seperti bendera Indonesia.Sedangkan bagian bawah terdapat kata special dengan bahasa inggris (menunjukkan adanya akulturasi budaya barat dengan Indonesia )

  • kaitan sosial (instrumentalistik) : Biasanya seorang dalang sebeluim memulai pertunjukan akan melakukan sebuah ritual, yaitu membakar madat(obat-obatan terlarang), dengan dicampur tembakau dengan melintingnya menjadi satu sambil memanggil roh untuk membantu dalam permainan wayangnya agar lebih baik.

Tidak ada komentar: